Sexy18 – Cerita panas pertama yang akan gue ceritakan adalah pengalaman gue saat Berciuman dengan pembantu baru. Cerita ini adalah kisah nyata saya yang ingin saya ceritakan buat kalian semua. Waktu itu ketika anak saya berumur satu tahun dan saya pindah rumah. Rumah sendiri. Rasanya sudah cukup juga bekal dan mental kami untuk tinggal sendiri. Semua pelajaran tentang bagaimana berumah tangga yang kami terima dari ibu mertua tampaknya cukup. Juga soal seks tentunya:).
Tentunya kami hanya sekali melakukannya, dan tak ada keinginan untuk mengulanginya. Saya takut, seperti halnya saya dengan Mbak Maya dan Rosi. Akan tetapi saya juga geli sekaligus bangga. Benar-benar pengalaman yang luar biasa. Empat perempuan dalam satu keluarga telah saya tiduri, dan rahasia itu terjaga dengan aman sampai kini, saat saya tuliskan kisah saya ini. Skandal yang menurut saya luar biasa.
Sesungguhnya petualangan seks saya sebenarnya belum berakhir. Skandal terus berlangsung dalam rumah saya. Terus terang saya memang tidak punya cukup keberanian untuk melakukan perselingkuhan dengan perempuan lain yang benar-benar saya kenal. Mungkin karena pada dasarnya saya suami yang “baik”. Kedua, saya tidak memiliki daya tarik seksual (sex appeal) yang menonjol.
Pertama tinggi badan saya cuma 162 cm. Kedua terlalu pendek untuk laki-laki. Kulit sawo matang, dan wajah yang biasa saja mesti tidak jelek. Tidak ada yang luar biasa. Sangat jarang sekali perempuan tertarik secara fisik kepada saya.
Saya juga tidak cukup agresif dalam bergaul. Meskipun saya cukup humoris. Saya tak punya banyak teman wanita terkecuali teman sekantor, dan juga hanya beberapa teman dunia maya. Saya merasa sangat nyaman berteman dengan perempuan-perempuan dunia maya. Lebih bebas. Baiklah, yang saya ceritakan Cerita Hangat ini mengenai perempuan pembantu saya.
Baca Juga : Lotto03.com Bandar Togel Online Terbesar & Terpercaya
Kami sering berganti-ganti pembantu. Dan yang paling lama mereka hanya bertahan satu tahun. Entah kenapa. Mungkin mereka tidak cocok dengan istri saya yang cenderung tidak banyak bicara sehingga terkesan galak. Mungkin juga malas mengasuh anak kecil.
Entahlah. Tetapi pergantian-pergantian inilah yang membuka pintu perselingkuhan seks bagi saya. Yang pertama dengan seorang gadis bernama Sri. Usianya saat itu 16 tahun. Ia kami peroleh dari sebuah penampungan PRT, semacam sebuah yayasan. Saat itu istri saya sedang memilih-milih sejumlah PRT.
Saya menunggu dalam ruang tamu dengan anak saya. Anak saya terus bergerak-gerak. Maklum baru beberapa minggu bisa berjalan. Saat ia melihat mamanya anak saya berlari ke arahnya. Mamanya akan menangkap, tetapi keburu seorang gadis. Salah seorang PRT. Gadis itu mengangkat anak saya menimangnya. Anak saya kelihatan senang. Saya dan istri saya tertegun.
Lalu saya lihat istri saya berbicara dengan gadis itu. Beberapa saat kemudian istri saya menghampiri saya.
“Gimana kalau dia saja?” tanyanya.
Saya bingung. Kalau melihat bagaimana gadis itu bersikap terhadap anak saya, rasanya ialah yang kami cari. Kami memang butuh PRT yang pintar mengasuh anak. Maklum saya dan istri pekerja, sehingga tanggung jawab anak sepenuhnya kami serahkan ke pembantu. Tetapi melihat fisik gadis itu, saya ragu.
Rupanya istri saya tahu apa yang ada dalam benak saya. Anak kami masih dalam gendongan gadis itu. Gadis yang benar-benar tak layak menjadi PRT. Percayalah. Ia terlampau cantik sebagai PRT. Kulitnya putih bersih. Tinggi semampai, ramah, periang. Dan, waduh. Teteknya sangat besar.
Tidak. Saat ini saya sedang mencari pengasuh anak. Itu yang penting.
“Ia saja ya?” Istri saya mendesak. Saya bigung.
“Si Nisa lengket banget tuh.”
Akhirnya gadis bernama Sri itu kami ambil. Inilah sebenarnya kekeliruan istri saya. Maaf, pembaca. Pembantu saya ini setingkat lebih cantik dari istri saya sendiri. Benar-benar membingungkan kan? Bahkan para tetangga kami tidak percaya kalau itu pembantu saya. Mereka mengira Ia family kami. Reaksi saudara-saudara istri saya negatif. Mereka keberatan dengan pembantu secantik itu.
Apalagi Sri benar-benar ramah luar biasa. Ia juga cenderung cerdas meskipun hanya lulusan SMP. Ibu mertua saya bahkan marah-marah pada istri saya dan meminta saya mengganti pembantu. Istri saya memberi penjelasan tetang bagaimana Sri pintar merawat Nisa.
Penjelasan ini tidak bisa ibu terima. Saya menduga keberatan itu karena ibu khawatir akan terjadi sesuatu antara menantunya dengan Sri. Beliau kan contoh nyata. Istri saya bersikukuh, bahkan ketika ibu mengancam tidak akan berkunjung ke rumah kami sampai kami mengganti pembantu.
Apa yang ibu khawatirkan memang beralasan. Saya benar-benar tergoda oleh semua yang ada dalam Sri. Kecantikannya, kebersihan kulitnya, teteknya, keramahannya. Dua bulan sejak ia ikut kami, saya sudah mulai punya pikiran kotor. Saya mulai mencari cara untuk bisa meniduri Sri. Maukah ia? Istri saya sama sekali tidak mencurigai saya. Baginya saya adalah pria yang culun dan setia.
Dunia saya hanya dunia kantor dan rumah. Setiap kali ia menghubungi saya, ya saya hanya dalam kantor atau dalam rumah. Itulah yang membuatnya merasa tenteram, tidak menaruh curiga apa-apa. Bodoh.
Baca Juga : INDOPK.COM Agen Poker Online, Domino QQ dan Bandar Ceme Terpercaya
Serangan terhadap Sri saya lakukan pada suatu malam ketika istri saya keluar kota. Birahi saya muncul sejak siang. Istri saya berpesan kepada Sri supaya kalau malam Nisa tidur dengan ia. Soalnya istri saya paham betul tabiat saya kalau tidur malam. Susah bangun sekalipun anak menangis keras dekat sisi saya. Sejak sore Nisa bersama saya, bercengkerama depan TV, lalu tertidur sekitar jam 19.00.
Saya tiduran dekat sebelahnya sambil nonton TV. Tapi sekalipun pikiran saya sedang kacau oleh birahi dan keinginan untuk menikmati tubuh Sri. Tetek gadis itu benar-benar sangat menggoda saya. Seperti apa rupanya tetek besar seorang gadis? Saya ingin meremas-remasnya, ingin mengulum dan menjilatinya.
Saya telah memasang perangkap sejak sore. Meskipun tidak ada reaksi apa-apa. Saya tiduran dengan berbalut sarung, tanpa baju. Hanya CD saja. Jam 20.00 Sri meminta Nisa untuk dibawa ke kamarnya. Saya pura-pura menolaknya.
“Sudah biar tidur sama saya saja,” kata saya.
“Nanti ibu marah. Katanya Bapak kalau tidur..”
“Ahh sudahlah,” saya memotongnya.
“Nanti saja, saya masih pingin dekat Nisa,” sahut saya.
“Saya sudah mengantuk, Bapak.”
Saya diam saja. Gadis itu mengenakan kaos dengan rok span atas lutut. Ia duduk melipat lutut dekat sebelah Nisa. Rambutnya tergerai sebahu. Hmm. Sepasang pahanya yang putih tersembul dari roknya.
“Sudah kamu tiduran situ saja dulu nanti kalau sudah waktunya aku bangunin terus kamu bawa Nisa ke kamarmu,” kata saya.
Perangkap saya pasang. Ia tampak ragu dan bingung.
“Sana ambil bantal kamu!” perintah saya.
Ia beranjak. Sebentar lalu datang lagi dengan membawa bantal dan selimut. Ia rebahkan tubuhnya dekat sisi Nisa. Ia balut tubuhnya dengan selimut. Tenggorokan saya seperti tersekat. Kering. Haus rasanya. Saya tidur dengan Sri hanya terbataskan si kecil Nisa. Sri mencoba memejamkan mata. Sesekali melirik ke arah TV. Lalu saya tidur menghadap ke arahnya. Memandanginya
Rupanya ia tahu saya memandangi. Sekilas ia memandang saya, lalu memejamkan mata. Saya memandangi terus. Semakin kagum, dan semakin panas dingin tubuh saya. Penis saya sudah tegang sejak tadi. Saya bingung bagaimana mengawali. Maukah Sri menerima saya? Kalau ia melawan, kalau berteriak-teriak, kalau besok minta keluar. Pikiran saya mulai kacau. Antara berani dan tidak. Saya mencoba tersenyum kepadanya ketika ia melirik saya. Ia tak bereaksi. Tampaknya ia tahu apa yang berkecamuk dalam benak saya.
Saya memanggil namanya pelan. Ia membuka matanya.
“Kamu cantik sekali.” Ia terbelalak dan merapatkan selimutnya.
Saya terus memandanginya. Lalu saya lihat ia tersenyum tipis.
“Kamu cantik sekali,” kata saya lagi.
Wajahnya merah. Timbul keberanian saya. Saya mencoba meraih jemarinya yang tersembul dari selimut. Ia kaget dan menariknya. Saya hentikan serangan saya. Sesaat kemudian saya coba raih helai-helai rambutnya. Saya elus kepalanya. Dia diam. Saya makin berani.